KATA
PENGANTAR
السلام عليكم ور حمة الله و بر كا ته
Bismillahirrahmanirrahin.
Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan manusia beserta isinya. Dia-lah Zat yang kita sembah,tempat kita
meminta pertolongan dan ampunannya-Nya. Shalawat dan salam senantiasa kita
curahkan kepada junjungan kita,Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan
dunia.
Alhamdulillah kami ucapkan,karena masih
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini. Terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Namun kami
menyadari bahwa terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamualaikum
wr.wb
Pekanbaru,22
September 2014
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan upaya bantuan
untuk perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individual,
potensi,kelebihan dan kekurangan, kelemahan serta permasalahannya.
Para ahli mengatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah “proses
interaksi antara konselor-konselor dengan klien, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang bertujuan untuk membantu
klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan
permasalahan yang dialaminya.”
B. Rumusan Masalah
A. Apa Definisi Bimbingan Konseling secara umum?
B. Apa saja asas-asas Bimbingan
Konseling?
C. Apa landasan Bimbingan Konseling?
D. Apa prinsip-prinsip Bimbingan Konseling?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asas,
landasan, prinsip-prinsip Bimbingan Konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi bimbingan konseling secara umum
Bimbingan konseling adalah layanan/bantuan yang di berikan kepada
klien baik perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal dalam bidang pribadi, social, karier, keluarga dan keagamaan melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
B.Asas-asas bimbingan dan konseling
Pemenuhan
asas-asas akan mempelancar pelaksanaan dan akan menjamin keberhasilan
layanan/kegiatan. Asas ini sangatlah penting sehingga dikatakan sebagai jiwa
dan nafas dari seluruh kehidupan layanan dan konseling. Apabila asas ini tidak
dilaksanakan salah satunya maka bimbingan dan konseling tidak berjalan lancer.
Berikut adalah asas-asas yang dalam bimbingan dan konseling:
1.
Asas kerahasian
(confidential) yaitu asas yang menuntut di rahasiakannya segenap data dan
keterangan klien. Asas ini wajib bagi seorang konselor.
2.
Asas kesukarelaan yaitu asas
yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan klien mengikuti atau
menjalani layanan atau kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Konselor wajib membimbingnya.
3.
Asas keterbukaan yaitu asas
yang menghendaki agar klien bersikap terbuka dalam memberikan keterangan
tentang dirinya dan menerima materi dari luar yang di terimanya. Konselor wajib
mengembangkan keterbukaan ini.
4.
Asas kegiatan yaitu asas
yang menghendaki agar klien dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
bimbingan.
5.
Asas kemandirian yaitu asas
yang bertujuan agar klien menjadi individu yang mandiri, dengan cara mengenal
dirinya sendiri dan lingkungannya. Dan konselor mampu mengarahkan klien.
6.
Asas kekinian yaitu
permaslahan yang dibahas dalam kondisi sekarang.
7.
Asas kedinamisan yaitu
layanan yang bergerak maju, dan terus berkembang.
8.
Asas keterpaduan yaitu asas
yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan konseling, baik
yang dilakukan oleh konselor maupun pihak lain yang saling menunjang ,
harmonis, dan terpadukan. Dalam hal ini kerjasama antar pihak yang penting dan
harus dilaksanakan.
9.
Asas kenormatifan yaitu
didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
10. Asas keahlian yaitu asas yang menghendaki layanan bimbingan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah professional.
11. Asas alih tangan kasus yaitu asas yang dilakukan jika konselor
tidak mampu menangani kasus yang ada.
12. Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas yang menciptaka suasana
mengayomi, mengembangkan keteladanan, dan memberikan rasangan dan dorongan,
serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada klien.
C.Landasan Bimbingan Konseling
Landasan ini pada
hakikatnya merupakan faktor-faktor yang sangat utama. Ibarat sebuah bangunan,
untuk berdiri kokoh membutuhkan fondasi yang kuat dan tahan lama. Di bawah ini
adalah landasan-landasan dalam bimbingan konseling:
1.
Landassn filosofis
Merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor.
2.
Landasan psikologis
Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahama bagi konselor
tentang prilaku individu klien. Untuk kepentingan bimbingan konseling ada
beberapa kajian yang harus dikuasai konselor,yaitu:
a.
Motiv dan motivasi,
berhubungan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berprilaku baik.
b.
Pembawaan dan lingkungan,
berhubungan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi prilaku
individu. Pembawaan adalah segala sesuatu yang dibawa sejak lahir.
c.
Perkembangan individu,
berhubungan dengan proses tumbuh dan berkembanganya individu yang merentang
sejak masa konsepsi (prenatal) hingga akhir hayatnya.
d.
Belajar, merupakan salah
satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.
e.
Kepribadian, sampai saat ini
belum ditemukan rumusam yang bulat tentang kepribadian. Abin Syamsuddin
mengemukakam aspek-aspek kepribadian,yaitu:
1.
Karakteristik
2.
Temperamen
3.
Sikap
4.
Stabilitas emosi
5.
Responsibilitas (tanggung
jawab)
6.
Sosiabilitas
3.
Landasan social-budaya
Merupakan landasan yang memberikan pemahaman terhadap konselor
tentang dimensi social dan dimensi budaya sebagai faktor yang mempengaruhi
prilaku individu. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan social-budaya dapat
menyebabkan tersingkir dari lingkungan. Perdeson dalam prayitno (2003)
mengemukakan lima macam sumber hambatan yang munkin akan timbul dalam
komunikasi social dan penyesuaian antar budaya,yaitu:
1.
Perbedaan bahasa, kurangnya
penguasaan bahasa dapat menimbulkan kesalahpahaman.
2.
Komunikasi nonverbal, sering
kali memiliki makna yang berbeda dan
bahkan mungkin bertolak belakang.
3.
Stereotype, cenderung
menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu.
4.
Kecenderunagan menilai,
penilaian terhadap orang lain dapat menghasilkan penilaian positif, tapi tidak
sedikit pula menimbulakan reaksi-reaksi negative.
5.
Kecemasan, muncul ketika
sesorang memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasa asing.
4.
Landasan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan professional yang
memiliki dasar keilmuan, baik teori maupun praktek.
D.Prinsip Layanan Bimbingan Konseling
Prinsip merupakan
panduan hasil kajian yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatau yang
dimaksud. Prinsip pada umumnya berhubungan dengan sasaran pelayanan, masalah
konseli, tujuan, proses penanganan masalah, program pelayanan, dan
penyelengaraan pelayanan. Berikut merupakan pelayanan bimbingan konseling
(Bernarn dan Fullmer, 1969 dan 1979; Crow dan Crow,1960 Miller dan
Fruehling,1978).
1.
Prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan sasaran pelayanan.
Sasaran pelayanan adalah individu, baik secara kelompok maupun
perorangan. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri yang harus dipahami
konselor. Dari keunikan ini menimbulakan dirumuskannya prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a.
Bimbingan konseling melayani
semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, dll.
b.
Bimbingan konseling
berkaitan dengan sikap dan tingakah laku individu.
c.
Perbedaan individu harus
dipahami dan pertimbangkan dalam rangka upaya memberikan memberikan bantuan.
2.
Prinsip yang berhubungan
dengan masalah individu.
Faktor-faktor yang menyebabkan tidak selalu positif melainkan ada
factor negative juga. Factor negative menimbulakan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu.
3.
Prinsip yang berhubungan
dengan program layanan.
Kegiatan pelayanan dapat diselengarakan secara “insidental” maupun
terprogram. Pelayanan insidental diberikan pada kondisi langsung (tidak
teerprogram ataupun terjadwal). Konselor dapat memberikan bantuan secara
langsung kepada konseli sesuai dengan permasalahan yang dihadapi konseli.
Konselor dituntut untuk menyusun program pelayanan bimbingan
konseling. Program ini berorientasi pada seluruh warga lembaga dimana tempat
konselor bertugas misalnya sekolah, kantor, dll dengan memperhatikan variasi
masalahnya. Prinsip-prinsip program itu adalah :
a.
Bimbingan konseling
merupakan bagian intgaral dari proses pendidikan dan perkermbangan.
b.
Program bimbingan konseling
harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga.
c.
Program bimbingan konseling
harus disusun dan dilaksanakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai
orang dewasa.
d.
Pelaksanaan bimbingan
konseling hendaknya dinilai secara teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan
manfaat yang diperoleh.
4.
Prinsip yang berhubungan
dengan pelaksanaan layanan.
Pelaksanaan bimbingan konseling dimulai dengan pemahaman tentang
tujuan layanan. Dan diwujudkan dengan proses tertentu oleh konselor. Prinsip
yang berhubunagn dengan hal tersebut adalah:
a.
Tujuan akhir bimbingan konseling adalah
kemandirian individu.
b.
Dalam proses konseling
keputusan yang diambildan hendak dilakukan oleh konseli sebaiknya didasarkan
atas kemauan konseli sendiri.
c.
Permasalahan khusus yang
dialami konseli harus ditanagani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan denagan
permasalah khusus tersebut.
d.
Bimbinagan konseling adalah
pekerjaan profesioanal. Oleh karena itu dikerjakan oleh pekerja ahli dalam
bidangnya.
e.
Guru dan orang tua memiliki
tanggung jawab yang berkaitan dengan bimbingan konseling.
f.
Guru dan konselor berada
dalam satu kerangka upaya pelayanan.
g.
Untuk mengelolah pelayanana
bimbingan konseling dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu,
sebaiknya diadakan program penilaian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Prinsip-prinsip konseling
berhubungan dengan sasaran layanan, permasalahan klien, program pelayanan,
serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
2.
Asas-asas konseling meliputi
asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan Tut Wuri Handayani.
3.
Landasan bimbingan konseling meliputi landasan
filosofis, psikologi, social-budaya, dan IPTEK.
DAFTAR PUSTAKA
.- - -. 2003. Wawasan Dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas:
Jakarta
Eni Widiya Lestari. 2013. Definisi Konseling Menurut Para Ahli.
http://eniwidya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 9
Maret 2014
Sulistyarini, Mohammad Jauhar. Dasa-Dasar Konseling.Cet.I.
Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta. 2014
No comments:
Post a Comment