KATA PENGANTAR
السلام عليكم ور حمة الله و بر كا ته
Bismillahirrahmanirrahin.
Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan manusia beserta isinya. Tiada Tuhan selain Allah temapat kita
mencurahkan segalanya. Allah tiadak pernah membedakan umatnya hanya karena
fisiknya, kepandaiannya, kelebihannya, tapi Allah membedakkan umatnya
berdasarkan ketaqwaan yang dimiliki umatnya. Allah adalah satu-satunya yang
kita sembah. Dia-lah Zat yang kita sembah,tempat kita meminta pertolongan dan
ampunannya-Nya. Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan
kita,Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri teladan. Berkat Nabi-lah kita dapat
merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
samapai saat ini.
Alhamdulillah kami ucapkan, karena masih
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini. Terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa terdapat
kekurangan di dalam makalah. Oleh
karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamualaikum
wr.wb
Pekanbaru,28
Maret 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 5
1.1 LATAR BELAKANG................................................................... 5
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................... 5
1.3 TUJUAN......................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
2.1 RUNTUHNYA BAGHDAD......................................................... 6
2.2 RUNTUHNYA SPANYOL........................................................ 12
2.3 PENGARUH HANCURNYA ABBASIYAH
TERHADAP....
PENDIDIKAN ISLAM............................................................... 13
2.4 POLA PEMIKIRAN PADA MASA
HANCURNYA DINASTI
ABBASIYAH............................................................................... 14
2.5 DAMPAK HANCURNYA PENDIDIKAN
ISLAM PADA....
MASA JATUHNYA ABBASIYAH DAN
SPANYOL............. 16
BAB
III PENUTUP..................................................................................... 17
A. KESIMPULAN................................................................................. 17
B. SARAN.............................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan
dalam Islam merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Karena dengan ilmu
pengetahuan, Islam dapat membawa umatnya kepada sesuatu yang lebih baik. Dengan
perhatian yang baik terhadap bidang pendidikan maka Islam tidak akan mengalami
pasang dan surut. Agar
pendidikan dalam Islam mengalami kemajuan yang pesat, harus mengadakan inovasi
dan perubahan dan sanggup mempertahankannya. Sehingga seberapa kuatnya pihak
lain ingin merusaknya maka mereka tidak akan sanggup.
Namun,
sekuat apapun kejayaan dan kemajuan itu dipertahankan, suatu saat juga tidak
akan terlepas dari kemunduran. Demikian juga dalam pendidikan Islam, ada mengalami kemajuan dan
kemunduran. Islam yang pernah menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki banyak
para ahli ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, akhirnya terpuruk juga
dikarenakan berbagai hal yang terjadi di dalam tubuh Islam itu sendiri. Berikut
akan dibahas pendidikan Islam pada era kemunduran.
1.2
Rumusan Masalah
Didalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas beberapa hal yang akan
dipersentasikan agar didalam berjalannya persentasi tidak terjadi
kesalahpahaman atau keluar dari apa yang dibahas atau yang dipersentasikan.
A. Bagaimana Runtuhnya Bagdad
- Bagaimana
Jatuhnya cordova (spanyol)
- Dampak
kemunduran pendidikan islam pasca kejatuhan baghdad
D. Dampak kemunduran pendidikan islam pasca kejatuhan
spanyol
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pemilihan masalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada para pembaca tentang sejarah intelektualisme islam dimasa abbasiyah dan
spanyol.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan Agama Islam Masa Abbasiyah
Para ahli sejarah menyebut bahwa sebelum muncul sekolah dan universitas, sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia Islam sesungguhnya sudah berkembang lembaga-lembaga pendidikan Islam non formal, diantaranya adalah masjid.
Bahkan di masa
Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, masjid yang didirikan oleh penguasa
umumnya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas pendidikan seperti tempat
belajar, ruang perpustakaan dan buku-buku dari berbagai macam disiplin keilmuan
yang berkembang pada saat itu.
Islam mengalami kemajuan dalam bidang pendidikan,
terutama pada masa Dinasti Abbasiyah. Pada saat itu, mayoritas umat muslim
sudah bisa membaca dan menulis dan dapat memahami isi dan kandungan al-Quran
dengan baik.
Kemajuan Pendidikan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah,
yaitu:
- Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di bidang Ilmu Agama
Ilmu Tafsir
Ilmu Hadis
Ilmu Kalam
Ilmu Fikih
- Kemajuan Ilmu Umum
Filsafat
Kedokteran
Astronomi
Ilmu Pasti / Matematika
Geografi
B.
Runtuhnya Bagdad
Masa imperium Abbasiyah dikenal sebagai kurun
keemasan. Namun selanjutnya juga mengalami kemunduran dan pada umumnya para
sejarawan menetapkan bahwa kejatuhan baghdad di timur (1258 M) dan cordova di
barat (1236 M) sebagai awal periode kemunduran yang tidak terlepas dari
konotasi kemunduran pendidikan yang ditandai kemunduran intelektual. Periode
ini merupakan awal kejatuhan dan keruntuhan Baghdad sebagai pusat ibukota dan
kebanggaan umat islam di dunia akan kemajuan peradabannya
Sepanjang imperium Abbasiyah yang sebagian dibangun
berdasarkan upaya identifikasi Islam dan sebagian berdasarkan identifikasi
khalifah, maka hilangnya pendukung merupakan sebuah bencana politik yang sangat
besar. Meskipun Khalifah tetap sebagai pemimpin umat dan simbol bagi kesatuan
muslim, tetaplah terbuka sebuah pemisah antara negara dan komunitas keagamaan.
Sejak saat itu, Khalifah menampilkan interes politik dan pemerintahan Islam,
sementara para ulama dan suffi merumuskan prinsip-prinsip keyakinan Islam.
Faktor-faktor yang menyebabkan Baghdad menjadi lemah dan
kemudian hancur dapat dikelompokkan faktor-faktor intern dan faktor-faktor
ekstern.
a. Faktor
intern:
Faktor internal kemunduran dinasti Abbasiyah adalah factor yang berasal
dari dalam pemerintahan Islam itu sendiri. Adanya pergeseran orientasi watak
peradaban yang bekembang di dunia Islam pada masa itu, kecenderungan
militerisme dan ekspansi wilayah kekuasaan muncul sebagai ciri utama peradaban
Islam menyusul tampilnya supremasi politik bangsa Mongol. Faktor internal itu antara lain :
1. Konflik
Internal Keluarga Islam
Perebutan
kekuasaan di kalangan anak-anak khalifah sering membawa kemunduran dan
kehancuran pemerintahan mereka sendiri, bahkan menjurus kepada persaingan
antarbangsa.[1]
2.
Tampilnya Dominasi Militer
Pada masa khalifah al-Mu’tasim banyak direkrut jajaran militer dari
budak-budak Turki. Dan terkadang golongan elit dari mereka diangkat menjadi
gubernur di beberapa wilayah dinasti Abbasiyah. Hal ini menjadikan dominasi
militer semakin kuat sehingga khalifah Al Mu’tasam memindahkan pusat
pemerintahan dari Baghdad ke Sammara 80 mil sebelah utara kota Baghdad.
Lemahnya khalifah memberi peluang kepada tentara professional asal Turki
yang semula diangkat oleh Al Mu’tashim untuk mengambil alih pemerintahan.
Di samping itu juga, terdapat peningkatan ketergantungan khalifah pada
tentara bayaran, dan ini pada gilirannya mungkin berhubungan dengan
perkembangan-perkembangan teknologi militer. Sekitar tahun 935 khalifah
Abbasiyah kehilangan kekuasaannya atas seluruh wilayah provinsi, kecuali beberapa
daerah di sekitar Baghdad.
3.
Permasalahan Keuangan
Dalam bidang keuangan dinasti Abbasiyah juga mengalami kemunduran yang
bersamaan dengan bidang politik. Pada periode pertama pemerintah dinasti
Abbasiyah merupakan dinasti yang kaya. Sehingga dana yang masuk lebih banyak dari
dana keluar sehingga baitulmal penuh dengan harta. Dana yang besar diperoleh
dari al kharaj (pajak hasil bumi).[2]
Perkembangan peradaban dan kebudayaan yang besar dari periode pertama yang
mendorong penguasa untuk bermewah-mewah.
Sampai pada tahun 919 uang dalam jumlah yang besar masih di kirim ke
pemerintahan pusat di Baghdad. Ketika militer tidak lagi mau membantu khalifah
dalam pemungutan pajak, maka akan menyebabkan pajak yang masuk ke pemerintah
akan berkurang dan menyebabkan kesulitan ekonomi bagi khalifah.
Pemasukan Negara menjadi semakin kecil. Hal ini dikarenakan banyaknya pajak
yang macet, makin menyempitnya wilayah kekuasaan dan terjadinya
pemberontakan-pemberontakan yang sangat mengganggu perekonomian. Sedangkan
pembengkakan dana keluar juga terjadi akibat kehidupan khalifah dan para
pejabat yang semakin bermewah-mewah dalam memerintah dan banyaknya korupsi
dalam bentuk pemerintahan. Semua hal itu memperburuk keuangan masyarakat dan
Daulah Abbasiyah.
4.
Berdirinya dinasti-dinasti kecil
Berbagai hal yang terjadi di pusat pemerintahan bani Abbasiyah memberikan
pengaruh yang besar terhadap daerah-daerah kekuasaan daulah ini. Karena
pemerintahan khalifah yang lemah banyak muncul pemberontakan-pemberontakan di
berbagai daerah yang ingin membentuk dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri
dari bani Abbasiyah.[3]
5. Luasnya
wilayah
Luasnya wilayah yang harus dikendalikan, merupakan suatu penyebab lambatnya
penyampaian informasi dan komunikasi. Ini semua bukan tidak dapat diatasi,
tetapi suatu syarat untuk menyatukan suatu wilayah sangat luas, ialah harus ada
tingkat saling percaya yang tinggi di kalangan penguasa-penguasa utama dan para
pelaksana pemerintahan. Di dunia islam abad ke-10 kepercayaan seperti ini sudah
berkurang,dan syariat tidak pernah
diterpakan dalam hubungan antara para menteri dan pejabat tinggi satu sama lain
dan kepada khalifah.
Kekuasaan dinasti Abbasiyah tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh
Afrika utara kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan kebanyakan
bersifat nominal. Bahkan pada kenyataannya banyak daerah-daerah yang tidak
dikuasai khalifah. Secara rill daerah-daerah itu berada dalam kekuasaan
gubernur-gubernur profinsi yang bersangkutan, hubungannya dengan khalifah ditandai
dengan pembayaran upeti.
6.
Fanatisme keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan persoalan kebangsaan. Karena tidak semua
cita-cita orang Persia tidak tercapai, maka kekecewaan mendorong orang-orang
Persia mempropagandakan Zoroasterisne dan Mazdakisme dengan munculnya gerakan
Zindik. Ini menggoda rasa keimanan para khalifah. Pada saat gerakan ini mulai
tersudut pendukungnya yang berlindung dalam ajaran syi’ah, sehingga alasan syi’ah
yang dianggap ekstrem yang di anggap menyimpang dalam syi’ah kita sendiri,
kedua aliran itu sering terjadi konflik yang nmelibatkan penguasa.
Konflik yang dilataratar belakangi agama tidak terbatas antar muslim dan Zindig atau Ahlusunnah
dengan syi’ah tetapi juga aliran-aliran dalam islam, sehingga mu’tazilah yang
cenderung rasional dituduh sebagai pembuat bid’ah oleh golongan salaf. Perselisihan
ini dipertajam oleh Al Makmun khalifah yang ketujuh dari dinasti Abbasiyah.[4]
b.
Faktor Eksternal
Selain ancaman dari dalam juga terdapat ancaman dari luar atau factor
eksternal yang menyebabkan dinasti Abbasiyah hancur. Di antara factor itu
adalah :
1.
Perang Salib
Terjadinya
perang salib yang berlangsung berapa gelombang atau periode yang menelan banyak
korban. Perang salib merupakan symbol perang agama yang timbul atas ketidak senangan
komunitas Kristen terhadap perkembangan Islam di eropa, orang-orang Kristen
Eropa terpanggil untuk berperang stelah Paus Urbanus II (1088-1099 M)
mengeluarkan fatwanya. Sehingga membakar semangat perlawanan orang-orang
Kristen yang berada dalam wilayah kekuasaan Islam.
2.
Serangan tentara Mongol
Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam adalah peristiwa yang
banyak menelan waktu dan pengorbanan. Setelah perang salib, tentara Mongol juga
melakukan penyerangan ke wilayah kekuasaan Islam, gereja gereja Kristen
berasosiasi dengan orang Mongol yang sangat anti pada Islam sehingga Mongol
memporak-porandakan kota-kota yang menjai pusat pendidikan islam.
Dalam
serangan Mongol yang terjadi selama 40 hari dimulai dari bulan Muharram sampai
pertengahan safar telah memakan korban sebanyak 2 juta jiwa. Khalifah Al Mu’tashim
Billah bersama putra-putranya dibunuh tentara mongol. Dan turut terbunuhpula
guru istana khalifah Syekh Mukhyidin yusuf bin syaikh Abi Fraj Ibnul Jauzi.
Serta dibunuh juga oleh tentara Mongol Syaikhusy-syuyukh guru dari khalifah
yang bernama Shadrudin sadjar. Segala kitab-kitab, imam-imam dan
pembaca-pembaca (Qari’ul Qur’an) semuanya disapu habis, sehingga berbulan-bulan
lamanya masjid-masjid kosong. Lepas dari 40 hari itu didapatilah Baghdad
menjadi daerah yang kosong. Al Mu’tashim (640-666 H) adalah khalifah Abbasiyah
yang terakhir dan telah dibunuh oleh kaum Mongol yang menyerang dunia Islam
serta menamatkan pemerintahan Abbasiyah. Serangan inilah yang mengakhiri zaman
keemasan Islam.[5]
Dari berbagai pemasalahan internal yang dihadapi
Daulah Abbasiyah yang diiringi dengan serangan dari lusr, mengakibatkan
kehancuran-kehancuran yang berdampak pada terhentinya kegiatan pengembangan
ilmu pengetahuan dunia islam. Smentara karya-karya pemikir islam berpindah
tangan ke kaum Masehi, mereka ini telah mengikuti jejak kaum muslimin
mnggunakan hasil buah pikiran yang cenderung mareka capai dari pikiran islam.
- Peradaban Spanyol Islam Di Eropa
Di Eropa, islam merupakan agama terbesar kedua setelah
kristen. Dari total populasi. Diperkirakan umat islam di Eropa berjumlah 5,4 %
yang terkonsentrasi di Eropa bagian Timur, terutama di Balkan dan Kaukasus. Di
Eropa Barat, terkonsentrasi umat islam terdapat sekitar Perancis, Jerman, dan
Inggris.
Dari segi ilmu pengetahuan, selama beberapa abad,
barat dikuasai oleh doktrin gereja yang cenderung menolak kajian ilmu
pengetahuan dan budaya berpikir atau filsafat yang pernah berkembang pada masa
sebelumnya di yunani. Dalam menggambarakan kondisis ini, Abdul Aziz Dahlan
mengemukakan : Bapak-bapak gereja Kristen,setelah agama Kristen menjadi agama
resmi Impremium romawi pada dasawarsa ketiga abad keempa masehi, bersemangat
melakukan kampanye membasmi ilmu dan filsafat. Mereka menganggap sebagai ilmu
sihir. Kebencian mereka pada pengetahuan manusia dinyatakan dengan pribahasa mereka
“ketidaktahuan adalah kesalehan”, serta gereja-gereja yang ada di kota
Alexandria dibumi hanguskan, atas anjuran bapa-bapak gereja pada tahun 389 M.
Kemajuan Eropa yang terus berkembang
hingga saat ini berhutang budi kepada khasanah ilmu pengetahuan Islam yang
berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban islam
mempengaruhi Eropa, seperti sicilia dan perang salib, tetapi saluran terpenting
adalah Spanyol islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling
utama bagi Eropa menyerap peradaban dan ilmu pengetahuan Islam, baik dalam
bentuk hubungan politik, social, maupun perekonomian dan peradaban antar
Negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah
kekuasaan Islam jauh meninggalkan Negara-negara lain yang ada di Eropa terutama
dalam bidang pemikiran dan sains.
Pengaruh peradaban Islam, termasuk
di dalamnya pemikiran Ibn Rasyd, Ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda
Kristen Eropa yang belajar di Universitas- Universitas Islam di Spanyol,
seperti Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di
Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim.
Pusat penerjamahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya mereka
mendirikan sekolah universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah
Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, di akhir zaman pertengahan
Eropa, baru berdiri 18 Universitas, di dalam Universitas itu ilmu yang mereka
peroleh dari Universitas-Universitas
Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, filsafat, dll. Pemikiran filsafat
yang paling dipelajari adalah pemikiran Al-farabi, Ibn Sina, dan Rusyd.
Pengaruh
ilmu pendidikan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14.
Berkembangnya pemikiran yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahas latin.
Pendidikan Islam Spanyol, yaitu:
Kuttab
Pada lembaga kuttab ini para siswa mempelajari
beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi Fiqih bahasa dan
sastra, serta music dan kesenian.
Pendidikan Tinggi
Masyarakat arab yang berada di Spanyol merupakan
pelopor peradaban dan kebudayaan juga pendidikan, antara pertengahan abad
kedelapan sampai dengan akhir abad ketigabelas. Melalui usaha yang mereka
lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu pengetahuan Islam dapat ditransmisikan
ke Eropa. Bani Umayah yang berada di bawah kekuasaan Al-Hakam menyelenggarakan
pengajaran dan telah memberikan banyak sekali penghargaan kepada para sarjana. Meliputi
filsafat, sains, dll.
D. Jatuhnya
cordova (spanyol)
Penaklukan
Spanyol tidak terlepas dari tiga orang pemimpin satuan-satuan pasukan dari
Dinasti Ummayah yang berkedudukan di Damaskus, mereka adalah Tharif bin Malik,
Thariq bin Ziad dan Musa bin Nushair. Yang mampu mengalahkan penguasa Spanyol
Raja Roderick. Dengan mudah Thotiq dapat menguasai wilayah-wilayah
Spanyol seperti Toledo, Seville, Malaga, Elvira dan cordofa.
Kehadiran
Islam di Spanyol telah menjadikan Spanyol mempunyai kebudayaan yang
tinggi pada waktu itu. Sehingga dalam waktu singkat Spanyol berubah menjadi
pusat pengembangan ilmu pengetahuan islam di belahan Barat. Setelah mencapai
kemajuan dan kesuksesan kurang lebih selama delapan abad menjadi qiblat ilmu
pengetahuan, Spanyol juga mengalami masa kemunduran dan kehancuran yang disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain :
1.
Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang
menyebabkan munculnya konflik perebutan kekuasaan di antara ahli waris.
- Lemahnya figur dan karismatik yang di miliki khalifah khususnya setelah kahalifah Al-Hakam II.
- Perselisihan di kalangan umat itu sendiri yang di sebabkan perbedaan kepentingan, suku dan kelompok.
- Konflik Islam dengan kristen karena kebijakan penguasa yang tidak melakukan islamisasi secara sempurna.
- Munculnys Muluk al-Thowaif (kerajaan-kerajaan kecil) yang saling berebut kekuasaan.
Dalam
kondisi yang lemah karena faktor-faktor tersebut, muncul serangan dari kristen
yang sudah menyatu. Kondisi ini diperburuk dengan keterpencilan Islam di
Spanyol dari dunia Islam yang lain. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kekuatan Kristen Spanyol.
E.
Pengaruh Kehancuran Dinasti
Abbassiyah Terhadap Pendidikan Islam
Pada masa
kemunduran ini banyak sekali yang pengaruh-pengaruh dari luar maupun dari dalam
yang dapat menjadikan masa ini benar lemah, diantaranya sebagai berikut :
1.
Telah berkelebihan filsafat
Islam (yang bercorak sifistis) yang
dimasukkan oleh Al-Ghazali
dalam alam islami di Timur, dan berkelebihan pula Ibnu Rusyd dalam memasukkan
Filsafat Islamnya (yang bercorak rasionalistis) ke dunia islam barat.
Al-ghazali dengan filsafat islamnya menuju ke jurang materialisme.
Al-Ghazali
mendapat sukses di timur, hingga pendapat-pendapatnya marupakan satu aliran
yang terpenting ibnu Rusy mendapat sukses di Barat hingga pikiran-pikirannya
menjadi pimpinan yang penting bagi alam pikiran Barat.
2.
Umat Islam, Terutama para
pemerintahnya (khalifah, sultan, amir-
amir) malalaikan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang.
Kalau pada mulanya para pejbat pemerintah sangat memperhatikan perkembangan
ilmu pengetahuan, dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli
Ilmu pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan, sehingga
melupakan pengembangan Ilmu pengetahuan.
3.
Terjadinya
pemberontakan-pemberontakan yang di barengi dengan
serangan dari luar,
sehingga menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengakibatkan berhentinya
kegiatan pengembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam.
Dengan
semakin di tinggalkanya pendidikan intelektual, maka semakin statis
perkembangan kebudayaan islam, karena daya intelektual generasi penerus tidak
mampu mengadakan kreasi-kreasi budaya baru, bahkan telah menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan baru yang dihadapi sebagai
akibat perubahan dan perkembangan zaman. Ketidak mampuan intelektual tersebut,
merealisasi dalam “pernyataan” bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Terjadilah
kebekuan intelektual secara total.
Kehancuran
total yang dialami menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan
islam. Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu
pengetahuan dari kedua pusat pendidikan di bagian Timur dan Barat dunia Islam
tersebut, menyebabkan pula kemunduran pendidikan di seluruh dunia islam,
terutama bidang intelektual dan material, tetapi tidak demikian halnya dalam
bidang kehidupan batin dan spiritual.
F.
Pola Pendidikan Pada Masa
Kehancuran Dinasti Abbassiyah
Kemunduran
dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran nampak jelas sangat sedikitnya
materi kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada.
Dengan demikian telah menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, dengan
tiadanya perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman, maka kurikulum pada madrasah
terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit gramatika dan bahasa
sebagai alat yang diperlukan. Ilmu-ilmu keagamaan yang murni tinggal terdiri
dari : Tafsir Al-Qur’an, Hadist, Fiqh(termasuk Ushul Figh dan prinsip-prinsip
Hukum) dan ilmu Kalam atau Teologi Islam.
Materi
pelajaran yang sangat sederhana, yang ternyata dari jumlah total buku
yang harus dipelajari pada suatu dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan tingkat
tertinggipun sekalian) sangat sedikit. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan studipun relatif sedikit. Akibatnya kurang mendalamnya materi
pelajaran yang mereka terima. sehingga kemerosotan dan kemunduran ilmu
pengetahuan pada pelajarannyapun dapat dibayangkan. Hal tersebut disebabkan
karena sistem pelajaran pada masa itu sangat berorientasi pada buku pelajaran
dan bukan pada pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu yang sering terjadi
pelajaran hanya memberikan komentara-komentar atau saran-saran terhadap
buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru.
Oleh karena itu perkembangan ilmu pengetahuan pada
masa ini bisa dikatakan macet total. Tidak ada buku-buku baru yang dihasilkan,
hanya komentar dari buku-buku yang telah ada. Kebekuan inelektual dalam
kehidupan umat muslim yang diwarnai berkembangnya berbagai aliran sufi yang
terlalu toleran terhadap ajaran mistik yang berasal dari agama lain (Hindu,
Budha, maupun Neo Platonisme), telah memunculkan berbagai tarikat yang
menyimpang jauh dari ajaran islam.
Keadaan yang demikian,
sebagaimana yang dilukiskan oleh Fazlur Rahman yang dikutip oleh Syamsul Nizar
: ” Di madrasah-madrasah yang bergabung dalam halaqah-halaqah dan zawiat-zawiat
sufi, karya-karya sufi dimasukkan kedalam kurikulum formal, kurikulum akademis
yang terdiri dari hampir seluruh buku-buku tentang sufi.
Seseorang
yang frustasi tidak lagi percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi
problem kagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari kenyataan dan hanya mendekatkna diri kepada Tuhan. Untuk
itu mereka masuk ke tarekat-tarekat sehingga tarekat sangat berpengaruh dalam
hidup umat Islam.
Perhatian
pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Kurangnya perhatian penguasa terhadap
kehidupan intelektualisme, menambah umat Islam semakin tidak bergairah untuk
melahirkan karya-karya intelektual sehingga ilmu pengetahuan Islam mengalami
stagnasi. Keadaan yang demikian berlangsung selama masa kemunduran kebudayaan
dan pendidikan islam, sampai abad ke 12 H/18 M.[6]
G. Dampak kemunduran pendidikan islam pasca kejatuhan
baghdad dan spanyol.
Runtuhnya Baghdad dan Cordova sebagai pusat pendidikan
dan kebudayaan Islam, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan
Islam, terutama dalam bidang intlektual.
Krisis
yang disebabkan runtuhnya dua pusat kebudayaan islam menyebabkan dunia Islam
seakan umat islam tenggelam yang memmpengaruhi lemahnya semua sektor tidak
hanya pada sector pendidikan, tetapi juga kehidupan umat islam baik batin,
spritualnya. Kondidisi ini dimanfaatkan oleh bangsa Eropa menjajah
negeri-negeri Islam sekaligus menyebarluaskan ajaran Injil, pada saat itu daya
intelektual generasi penerus tidak mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan
baru yang dihadapi sebagai akibat perubahan dan perkembangan zaman.
Sebagian
kaum muslim tenggelam dengan tasawuf yang sudah jauh menyimpang dari roh Islam,
Karena mereka merasa lemah diri dan putus asa. Ini yang menyebabkan mereka lalu
mencari pegangan dan sandaran hidup yang bisa mengarahkan kehidupan mereka.
Aliran tradisionalisme mendapat tempat di hati masyarakat secara meluas.
Kehidupan
suffi berkembang dengan pesat. Madrasah-madrasah yang ada dan yang berkembang
diwarnai dengan kegiatan-kegiatan suffi. Suffi dimasukkan kedalam kurikulum
formal, kurikulum akademis hampir buku-bukunya tentang suffi, sehingga ilmu
pengetahuan umum semakin sempit. Penyelesaian studipun relatif singkat.
Kebekuan
intelektual dalam kehidupan kaum muslimin diwarnai dengan berkembangnya
berbagai macam aliran suffi yang terlalu toleran terhadap ajaran mistis yang
bersal dari ajaran agama lain (Hindu,Budha, maupun neoplatonisme), telah
memunculkan berbagai tarekat yang menyimpang jauh dari ajaran Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor-faktor yang menyebabkan Baghdad menjadi
lemah dan kemudian hancur dapat dikelompokkan faktor-faktor intern dan
faktor-faktor ekstern.
Runtuhnya Baghdad dan
Cordova sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islam, menandai runtuhnya
sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan Islam, terutama dalam bidang intlektual.
B. SARAN
Apabila ada kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis menerima kritikan dan saran
yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi makalah
yang sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
(jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 185
Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
(jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 186
Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
(jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 187
Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam,
(jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 189
Zuhairini,Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta :
Bumi Aksara,1992),11
[1]
Samsul
nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (jakarta : Kencana Prenata Media Grup,
2011), 185
[2]
Samsul nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (jakarta : Kencana Prenata Media
Grup, 2011), 186
[3] Samsul nizar, Sejarah
Pendidikan Islam, (jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 187
[4] Samsul nizar, Sejarah
Pendidikan Islam, (jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 188
[5] Samsul nizar, Sejarah
Pendidikan Islam, (jakarta : Kencana Prenata Media Grup, 2011), 189
[6] Zuhairini,Sejarah
Pendidikan Islam,(Jakarta : Bumi Aksara,1992),11
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteMapYRO® USA Realtime Reviews of Borgata Hotel Casino & Spa 안산 출장마사지 in to use a 군포 출장안마 realtime 삼척 출장마사지 list 의정부 출장샵 of 상주 출장마사지 the following real-time reviews, including a look at casino