Translate

Friday 29 May 2015

Komunikasi Budaya dan Dakwah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam merupakan sebuah Din yang mutlak kebenarannya.Nilai Keimanan tunggal yaitu beriman kepada Allah subhanahuwataala.Nilai yang terkandung bersifat universal dan diperuntukkan kepada semua umat manusia.Islam sebagai kesejahtraan, ketentraman, kenyamanan dan kedamaian, keharmonisan serta kemakmuran bagi pemeluknya.Islam sebagai risalah dibawakan oleh Rasulullah SAW.Ajaran Islam dikembangkan melalui jalan Dakwah.Dakwah merupakan ajakan, anjuran, bujukan, dan menyeru kapada agama Allah.Menyeru kepada kebaikan dan melarang kepada yang mungkar.
Ajaran Islam yang dakwahkan oleh Nabi Muhammad pertama melalui periode, sembunyi-sembunyi, kemudian secara terang-terangan kepada umat manusia.Pertama Muhammad berdakwah kepada umat manusia di Mekkah secara diam-diam. Namun setelah Hijrah ke Ethiopia dan Mekkah baru dakwah disebarkan secara terangan-terangan dan teroganisir.
Ketika kita membicarakan dakwah dan komunikasi lintas budaya, kita harus bekerja keras untuk menemukan mengapa kita penting untuk mempelajari hal itu. Dan juga apa hubungannya dakwah dan komunikasi lintas budaya, sehingga kita harus mempelajarinya. Selain itu, jika ditinjau dari segi makna, seolah sekilas tidak ada sinkronnya.Keduanya adalah kata yang memiliki arti dan definisi sendiri yang kuat.Lalu dimanakah letak kesinkronannya dari kedua pembahasan diatas? Disini akan dipaparkan secara jelas tentang komunikasi budaya dan dakwah.

B.     Tujuan
Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing juga sebagai refrensi untuk penulis dan juga bagi para pembaca.
C.    Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Komunikasi, Budaya, dan Dakwah ?
2.      Bagaimana Dakwah dalam komunikasi lintas budaya ?
3.      Bagaimana Dakwah Melalui Media Massa Sebagai Sarana Komunikasi dalam Menghadapi Budaya Globalisasi?












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dakwah
1.      Secara Etimologi
Dakwah menurut bahasa berasal dari kata دعا- يدعو- دعوه ,yang berarti panggilan, seruan dan ajakan.[1]
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[2]Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain :
Firman Allah SWT:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
Artinya: Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.(Qs. Yusuf:33)
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Aryinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (Qs. Yunus:25)
Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut da’i (isim fa’il), artinya orang yang menyeru. Tetapi karena perintah memanggil atau menyeru adalah suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu, maka pelakunya dikenal juga dengan istilah Muballigh, artinya penyampai atau penyeru.
Menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi, kata dakwah dalam Al-Qur’an dan kata-kata yang terbentuk darinya tidak kurang dari 213 kali.[3]
Dengan demikian, secara etimologi dakwah dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.[4]
2.      Secara Terminologi
Definisi mengenai dakwah, telah banyak dibuat para ahli, dimana masing-masing definisi tersebut saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna hakikatnya sama.[5]
Ada banyak definisi yang di kemukakan oleh para ahli mengenai dakwah. Berikut ini akan pemakalah sampaikan beberapa definisi dakwah menurut para ahli:
1.      Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A.
“Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
2.      Menurut Prof.A. Hasjmy
“Dakwah islamiyyah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyyah yang terlebih dahulutelah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.”
3.      Menurut Syaikh Ali Mahfudz
“Memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemunkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.”[6]
4.      Menurut M. Natsir
“Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.”[7]
5.      Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed
“Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsure-unsur pemaksaan.”[8]
6.      Menurut Amrullah Ahmad       
“Pada hakikatnya, dakwah islam merupakan aktualisasi imani (theologis) yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.”[9]

7.      Menurut Prof.Dr. Abubakar Aceh
“Dakwah yang berasal dari da’a, berarti perintah mengadakan seruan kepada manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.Kata-kata ini mempunyai arti yang luas sekali, tetapi tidak keluar daripada tujuan mengajak manusia hidup sepanjang agama dan hokum Allah.”[10]
8.      Menurut Dr. M. Quraish Shihab
“Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menujusasaran yang lebih luas, apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.”[11]
Adapun menurut Penulis , dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik didunia maupun diakhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu.
B.     Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “Communication” berasal dari bahasa Latin “Communicatio”, bersumber dari kata “Communis” yang berarti “Sama”.Saama disini adalah dalam pengertian “sama makna”.Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan makna” antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan “minimal” karena kegiatan komunikasi itu tidak bersifat “imformatif” saja., yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasive”, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu kegiatan dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya, Komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara skunder (tidak langsung).
Kegiatan komunikasi pada perinsifnya adalah aktivitas pertukaran idea tau gagasan secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau ide, arti dari satu pihak ke pihak yang lain, dengan tujuan untuk tujuan komunikasi yaitu menghasilkan kesepakatan bersama terhadap idea tau pesan yang disampaikan tersebut.[12]
Masing-masing definisi memiliki arti cakupan dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Frank E.X. Dence, seorang sarjana yang menekuni Ilmu Komunikasi telah menginventaris ada sekitar 126 definisi komunikasi yang berbeda-beda antara yang satu dan yang lainnya. Dari definisi-definisi tersebut, Dance telah menemukan 15 komponen konseptual pokok untuk merujuk tentang pemahaman komunikasi. Komponen-komponen konseptual komunikasi tersebut meliputi:[13]
1.      Symbol-simbol/verbal/ajakan
Komunikasi adalah pertukaran pemikiran dan gagasan secara verbal.(Hoben, 1954)
2.      Pengertian/pemahaman
Komunikasi adalah sebuah proses dengan mana kita bias memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. (Andeson, 1959)
3.      Interaksi/hubungan proses social
Interaksi juga dalam kegiatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan bersama tidak akan terjadi. (Mead, 1963)
4.      Pengurangan rasa ketidakpastian
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, yang secara efektif, mwmpwrtahankan atau memperkuat ego.(Barnlund, 1964)
5.      Proses
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lainlain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar angka-angka, dan lainlain. (Barelson dan Steiner, 1964)
6.      Pengalihan/penyampaian/pertukaran
Penggunaan kata komunikasi tampaknya merujuk pada adanya suatu yang dialihkan dari benda atau orang kebenda atau orang lainnya. Katakata komunikasi kadang-kadang merujuk pada apa yang dialihkan, alat atau yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau merujuk pasa seluruh proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa yang dialihkan kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karenanya komunikasi menuntut adanya sebuah partisipasi.(Anyer, 1955)
7.      Menghubungkan
Komunikasi adalah proses menghubungkan satu bagian kehidupan ke bagian kehidupan yang lain. (Ruesch, 1957)
8.      Kebersamaan
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang memiliki oleh seorang (monopoli seseorang) menjadi milik orang dua atau lebih. (Gode, 1959)
9.      Saluran/alat/jalur
Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran pemerintah dan lain-lain seperti, telegraph, telepon, radio, kurir dan lain-lain.(American College Dictionery)
10.  Replikasi memori
Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang ketujuan replikasi memori. (Cartier dan Harwood, 1953)
11.  Tanggapan/diskriminasi
Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari satu organisasi kestimulus.(Stevens, 1950)
12.  Tujuan/kesengajaan
Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima.(Miller, 1956)
13.  Stimuli
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif , dari satu sumber kepada penerima. (Newcomb, 1966)
14.  Waktu/situasi
Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari keseluruhan struktur situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan. (Sondel, 1956)
15.  Kekuasaan/kekuatan
Komunikasi adalah mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan.(Schacter, 1951)
Secara keseluruhan seperti yang telah diungkapkan diatas, banyak sekali pengertian dan definisi komunikasi yang didefinisikan oleh para pakar komunikasi. Diantaranya adalah:[14]

1.      Bernarld Berelson dan Gery A Steiner
Komunikasi: transmisi informasi gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut komunikasi.
2.      Theodere M. Newcomb
“setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi tersendiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.
3.      Carl L Hovland
“komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikasn) menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambing-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (communicate)”
4.      Geral R. Miller
“komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi prilaku penerima.”
5.      Everett M. Rogers
“komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber lepas suatu penerima  atau lebih dengan maksud unruk mengubah tingkah laku mereka.”
6.      Horral Laswall
“cara baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan (who say what in which channel to whom with what effect? Atau siapa  mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?”)
C.    Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhaya, yang merupakan bentuk jamak dari budhhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latincolere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai menolah tanah atau bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[15]Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas.Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan social manusia.[16]Kebudayaan sangat erat kaitannya sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala seseuata yang terdapat  masyarakat ditentuka oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri(dikenal dengan istilah culture determinism). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatau yang turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, yang kemudian disebut superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai social, norma social, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur social, religious, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnet Tylor kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,yangdidalamnya terkandung pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelamin Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masayarakat.
Dari berbagai definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.[17]

D.    Dakwah dan Komunikasi Lintas Budaya
Merupakan suatu keharusan mempelajari komunikasi lintas budaya, karena itu adalah tiket untuk dapat beradaptasi di manapun kita berada.Kita tahu di negeri ini, berapa banyak suku dan budaya.Akan terjadi konflik berkepanjangan jika seseorang tidak memahami perbedaan itu dengan kacamata komunikasi lintas budaya. Karena dengan mempelajari komunikasi lintas budaya, kita akan mengerti dan juga memahami perbedaan itu dan dapat bersikap netral ataupun moderat. Sehingga konflik akibat pertempuran masing masing suku yang berbeda budaya tersebut tidak akan terjadi.
Sebuah contoh saja.Dalam penggunaan bahasa, sering sekali terjadi kesalah pahaman antara komunikator dengan komunikan.Bahasa yang digunakan oleh budaya komunikator sepertinya baik, karena kebiasaan mereka menggunakan bahasa atau kata itu baik, tapi dianggap melecehkan oleh pihak komunikan karena memang kata kata itu kotor. Seperti contoh penggunaan kata “bajingan” bila dikatakan di komunitas orang jawa yang notabene mengerti akan arti itu tidak akan apa-apa. Karena memang artinya adalah pengendara gerobak atau sopir gerobak. Namun jika orang Jakarta mengatakan itu, artinya menjadi lain. Karena berarti sangat jelek.
Disinilah kita diharuskan mempelajari dakwah lintas budaya, karena akan membuat kita semakin hati hati dalam melangkah dan juga melakukan komunikasi terhadap budaya yang berbeda. Demikian juga dengan dakwah. Kita harus bisa memahami tempat, budaya, kebiasaan, sedikit bahasa penduduk tempat kita akan berdakwah, karena itu menunjang keberhasilan dakwah kita.
Komunikasi merupakan hal yang berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap orang membutuhkan hubungan social dengan orang lainnya dan kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang tanpa komunikasi akan terisolasi. Dalam bukunya, Abraham laswell mengatakan bahwa komunikasi adalah who says what to whom in this channel with what effect( siapa berbicara apa dengan media apa yang menghasilkan efek). Efek disini merupakan sikap dan tingkah laku dari hasil berkomunikasi tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan dari komunikator dan komunikan yang menghasilkan efek.
Disini jika kita runtut, kebanyakan para ahli mendefiniskan komunikasi dari unsure unsurnya. Adapun unsure unsure komunikasi adalah : komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Untuk memahami interaksi antarbudaya, terlebih dulu kita harus memahami komunikasi manusia. Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangusng, mengapa itu terjadi, apa  yang dapat terjadi, akibat dari apa yang terjadi, danb akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil hasil dari kenjadian tersebut.
Adapun komunikasi lintas budaya adalah, komunikasi yang dilakukan untuk segala macam budaya.Kita tahu bahwa di dunia ini banyak sekali ragam budaya.Kita ambil contoh Indonesia saja.Di negri ini, beratus ratus macam budaya berbeda.  Kebanyakan kegagalan berkomunikasi adalah akibat factor ketidak pahaman akan budaya. Merupakan noise yang paling berpengaruh dalam proses komunikasi adalah budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk melakukan pendekatan pendekatan dengan berbagai cara, seperti psikologis, sosiologi, kritik budaya, dialog budaya dan lain lain. Disini komunikasi lintas budaya mencoba untuk memberikan pemahaman bersama dan mencoba untuk mengerti akan keragaman budaya di Indonesia. Dari sini akan terbentuk suatu pengertian bersama akan adanya perbedaan budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk memahami akan keragaman tersebut. Sehingga benturan benturan kebudayaan atau disintregasi social tidak akan terjadi.[18]
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang berlangsung antar seseorang/kelompok yang berlainan budaya.Di era globalisasi pemahaman terhadap komunikasi antarbudaya sangat diperlukan. Litvin menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai berikut:
1.Menyadari bias budaya sendiri.
2.Lebih peka secara budaya.
3.Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lainnya untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan dengan orang tersebut.
4.Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5.Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
6.Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasi sendiri.
7.Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8.Membantu memahami kontak antarbudaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan, dan keterbatasan-keterbatasannya.
9.Membantu memahami model-model, konsep-konsep, dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antarbudaya.
10.  Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami (Mulyana, 2000:X). 
Dakwah pada hakikatnya adalah proses atau aktivitas mengajak kepada jalan allah. Disini yang harus digaris bawahi adalah aktivitas atau proses. Dari sini kita akan mengetahui sinkronisasi dari dakwah dan komunikasi lintas budaya.  Keduanya merupakan aktivitas atau proses yang dijalankan oleh seseorang dengan unsure unuser tertentu. Dakwah merupakan bagian dari  komunikasi, namun ia lebih spesifik hal yang dilakukan oleh umat islam untuk mengajak kepada jalan kebaikan yang dilakukan dengan berbagai cara, baik secara lisan ataupun tulisan.
Dalam dakwah, unsure dakwah meliputi dai, mad’u, wasilah, isi, media. Dan dalam komunikasi, unsurnya dalah komunikator, komunikan, pesan, media, dan effect. Keduanya hamper sama maknanya, hanya saja dalam unsure dakwah, effect tidak dicantumkan. Namun pasti setiap komunikasi baik dilakukan dengan kemasan dakwah, akan tetap meberikan effect tersendiri.
Seorang da’i, dituntut untuk bisa memberikan wasilah kepada mad’u secara gamblang dan dapat diterima oleh mad’u.ini merupakan keharusan. Karena seorang da’i dianggap berhasil apabila ia telah mampu memahamkan mad’unya. Dalam komunikasi, hal ini disebut komunikasi efektif. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, seorang dai harus bisa memahami kondisi mad’u. Disinilah letak pentingnya komunikasi lintas budaya, karena dengan memahami budaya yang ada, maka dakwah dapat dilaksanakan dengan baik.
Salah satu metode yang digunakan dalam berdakwah adalah dakwah bil hikmah, dakwah bil hikmah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana, yaitu melalui pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan, mapun konflik. Inilah yang bisa diterapkan dalam konsep dakwah lintas budaya.
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antar etnis.     
Komunikasi dan dakwah tidak bisa dipisahkan.Karena dakwah adalah aktifitas berkomunikasi. Namun lebih khusus komunikasi tentang agama islam, penyebaran islam, dan juga anjuran baik dan buruk. Disini dakwah dan komunikasi lintas budaya diperlukan. Mengingat majemuknya budaya di Indonesia menuntut seorang dai untuk bisa menjadi dai yang professional. Penggunaan metode dakwah yang benar adalah keharusan.[19]
E.     Fenomena Dakwah dan Komunikasi AntarBudaya Globalisasi
Di era globalisasi manusia dituntut untuk memahami budaya luar selain budaya sendiri.Apalagi kita seorang ulama yang berkecimpung di bidang dakwah. Seorang dai dan ulama tentunya diperlukan kemahiran berkomunikasi sekaligus menjadi peserta komunikasi terutama komunikasi dengan orang yang berlainan budaya. Di samping itu kontak budaya tidak dapat dihindari di era informasi ini.Antara budaya Asia dan Eropa seakan-akan tidak terpisah oleh letak geografis tetapi kedua budaya tersebut perlu mendapat perhatian bagi seorang yang berkecimpung di bidang dakwah.
Di samping itu William B. Gudykunst dan Young Yun Kim juga merancang suatu model komunikasi antarbudaya yang berfungsi untuk membantu mengidentifikasi unsur yang mempengaruhi komunikasi dengan orang asing sekaligus membimbing para peneliti.Sebagai standar pada gambar dibawah ini, semua unsur yang cukup mudah diinterpretasikan. Unsur-unsur yang termasuk dalam model adalah encoding dan decoding dari pesan, budaya, sosiokultural, psikokultural, dan lingkungan yang mempengaruhi proses komunikasi; setiap unsur berisi beberapa variable seperti pengaruh budaya, norma, dan cara berkomunikasi Gudykunst dan Kim dalam Usman, 2009;36).
Gudykunst dan Kim mengasumsikan dua orang yang setara dalam komunikasi, masing-masing sebagai pengirim sekaligus penerima, atau kedua-duanya sekaligus sebagai penerima, atau kedua-duanya sekaligus melakukan penyandian (encoding) dan menyandi balik (decoding). Oleh karenanya pesan disuatu pihak dan umpan balik di pihak lain.. Dalam Mulyana disebutkan bahwa pesan/umpan balik antara kedua peserta komunikasi direpresentasikan oleh garis dari penyandian seseorang ke penyandian balik orang lain dan penyandian orang kedua ke penyandian balik orang pertama. Kedua garis pesan/umpan balik menunjukkan bahwa setiap kita berkomunikasi, secara serentak kita menyandi dan menyandi balik pesan. Dengan kaata lain, komunikasi tidak statis, kita tidak menyandi sesuatu pesan dan tidak melakukan apa-apa sehingga kita menerima umpan balik. Alih-alih memproses rangsangan yang datang (menyandi balik) pesan saat kita juga menyandi pesan (Mulayana dalam Usman, 2009:36).
Sehubungan dengan konsep Islam manusia bersuku-suku dan berbangsa  disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Hujarat 13. Manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya saling kenal-mengenal.Demikian halnya pola kehidupan yang plural dari umat Islam dapat dilihat dalam Piagam Madinah.Sebagai contoh dalam pasal 16. Kaum Yahudi yang mengikuti kami akan memperoleh pertolongan dan hak persamaan serta akan terhindar dari perbuatan aniaya dan perbuatan dan perbuatan makar yang merugikan (Sajadzali, 1991:12)
Di samping itu dalam konsep Melayu adalah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.Seseorang yang pergi ke suatu tempat yang berbeda budaya dan berbicara dengannya, maka seseorang tersebut seharusnya mengikuti model, dan rambu-rambu yang berlaku pada budaya setempat. Sedangkan ungkapan dalam bahasa Aceh adalah Tajak beutrok taeu beudeuh bek rugo meuh saket ate.  Artinya apabila kita pergi ke suatu tempat kita harus melihat-fenomena budaya agar jangan terlanjur untuk berbuat yang berbeda dengan budaya setempat dan melanggar norma-norma yang telah berlaku dalam masyarakat.
Sehubungan pedoman leluhur masyarakat Aceh tempo dulu disebutkan dalam (Zainuddin, 1961 : 311)
Umoeng meup-ateung (sawah berpematang)
Ureung meu-peutua (orang berketua/mempunyai pemimpin)
Rumoh meu-adat (rumah beradat)
Pukat meu-kaja (pukat berkeja/tali kendali)
Artinya sistem sosialnya mempunyai struktur, norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat. Norma tersebut harus dipatuhi dan diikuti oleh setiap masyarakat dimana saja dan kapan saja . Jika norma tersebut tidak diindahkan maka akan terjadi benturan dan bahkan konflik. Sistem sosial dalam masyarakat mempunyai struktur seperti, Keusyik , Uleebalang, Raja. Sedangkan sistem sosial yang paling kecil adalah Tuha Peut dan Tuha Lapan di tingkat Desa.Semua sistem tersebut telah terstruktur sedemikian rupa sehingga berjalan menurut sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat.
Rumoh meuadat disimbolkan bahwa masyarakat ini mempunyai budaya yang memiliki tatakrama yang harus dipenuhi oleh setiap penghuni rumah, oleh karena itu kita mengikuti irama dimana masyarakat itu berkembang.Sedangkan pukat meu-kaja disimbolkan adalah sistem kemasyarakatan mempunyai hukum sebagai kendali guna menjadi harmonis sekaligus tidak saling memusuhi dan membenci dan berkelahi.
Sedangkan untuk memudahkan  kita dalam pergaulan internasional dan berdakwah kepada orang yang berbeda budaya  dapat diikuti petunjuk dari DeVito sebagai berikut;
  1. Sadarilah perbedaan antara anda dan orang yang kultur berbeda.
  2. Sadarilah bahwa perbedaan selalu ada dalam kelompok apapun
  3. Ingatlah bahwa makna ada pada orang dan bukan pada kata-kata atau gerak-gerik.
  4. Ingatlah akan  adat istiadat kebiasaan budaya yang berlaku dalam seberang konteks komunikasi antarbudaya.
  5. Hindari evaluasi negatif terhadap perbedaan kultur, baik secara verbal maupun nonverbal.
  6. Hindarilah kejutan budaya dengan mempelajari sebanyak mungkin kultur yang akan anda masuki (DeVito, 1997:493-494)
Dalam pergaulan yang multikultur  jika berdakwah kepada orang yang berbeda budaya kita dianjurkan untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dan jangan mengasumsikan kesamaan atau menganggap orang lain sama dengan kita. Seharusnya kita tidak boleh berprasangka jika kita berkomunikasi dengan orang lain. Periksalah makna yang anda berikan dengan makna yang diberikan lawan bicara anda.Ikutilah irama dan adat istiadat budaya setempat dalam berkomunikasi.Anggaplah perbedaan sesuatu yang menyenangkan. Sebelum berkomunikasi dengan orang lain dianjurkan membaca sekaligus memahami latarbelakang lawan bicara kita.
Selanjutnya Devito (1997) menyebutkan hambatan komunikasi antarbudaya sebagai berikut:
  1. Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural berbeda.
  2. Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda
  3. Mengabaikan perbedaan dalam makna.
  4. Melanggar adat kebiasaan kultural
  5. Menilai perbedaan secara negatif
  6. Kejutan budaya

Jika kita berbicara dengan orang yang berlainan budaya tidak boleh mengabaikan perbedaan antara kita dan orang lain. Artinya kita mempunyai perbedaan budaya dengan orang asing atau orang lain. Bila kita mengasumsikan kesamaan, akan tetapi, mengabaikan perbedaan adalah secara implisit kitalah yang benar namun lawan bicara kita adalah tidak penting. Dalam setiap kelompok kultural terdapat perbedaan yang besar dan penting. Misalnya orang Amerika tidak sama dengan yang lainnya. Demikianlah juga orang Indonesia jika peserta komunikasi mengabaikan perbedaan ini akan terjebak kepada prasangka. Demikian juga makna tidak terletak pada kata-kata yang digunakan melainkan pada orang yang menggunakan kata-kata itu. Dan setiap budaya mempunyai aturan komunikasi tersendiri, aturan ini menetapkan mana yang patut dan mana yang  tidak patut. Dengan kata lain kita hidup dalam suasana yang multikultur tidak boleh melanggar adat kebiasaan setempat.
Di samping itu para peserta komunikasi tidak boleh menilai perbedaan secara negatif.Perbedaan kultural merupakan perilaku yang dipelajari, bukan perilaku kodrati atau perilaku yang dibawa sejak lahir. Karena kita perlu memandang perilaku kultural ini setara, tidak evaluatif, sebagai berbeda tetapi setara (Devito,1997:491). Demikian halnya kejutan budaya yang mengaju kepada reaksi psikologi yang dialami karena berbeda ditengah budaya yang berbeda, kebanyakan orang memasuki budaya yang berbeda.
Jika seseorang pergi ke negara yang berbeda budaya atau ke daerah yang berbeda budaya biasanya mereka akan terasing, tidak menyenangkan dan kadang-kadang merasa frustasi. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yang terpenting adalah memahami perbedaan, dan perebedaan tersebut merupakan suatu keharusan sehingga peserta komunikasi tidak boleh mengabaikan perbedaan dan tidak boleh juga menilai perbedaan secara negatif.
Hambatan dakwah yang sangat beragam ialah fenomena dakwah itu sendiri, yaitu masyarakat yang bersuku-suku, berbangsa-bangsa.Manusia berbeda etnik, berbeda suku, berbeda Negara, berbeda budaya, berbeda agama, berbeda ideologi. Atas dasar perbedaan tersebut, maka Islam mempersatukan umat dengan ajaran Islam yang dibawakan oleh para dai melalui jalan dakwah. Perbedaan tersebut merupakan sunnatullah yang terjadi secara alamiah. Di dunia ini mempunyai peradaban-peradaban besar manusia, seperti Mesir, Timur  Tengah, India, China dan Persia. Kemudian subsistem dari peradaban tersebut terbagi dalam bangsa-bangsa dan budaya, seperti yang kita kenal sekarang, yaitu Timur tengah, Barat, Asia, Afrika, Melayu dan sebagainya.
Manusia bersuku-suku dan berbangsa disebutkan dalam Al-Quran surat al Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Fenomena dan objek dakwah yang sangat beragam, maka beragampulah tantangan yang dihadapi oleh umat Islam dimanapun dan kapanpun. Melihat beragamnya objek dakwah, maka beragam pula strategi dakwah yang dilakukan oleh dai. Demikian juga budaya dari objek dakwah sangat beragam.
Islam sudah menjadi tren dalam rangkaian kehidupan bangsa kita,  berkat media dakwah yang menggunakan pendekatan populer. Apa yang diinginkan masyarakat, yang menarik minat kajian umat, dijadikan sarana dakwah. Dalam perkembangan berikutnya, wilayah dakwah meluas, bukan hanya di majlis ta’lim, masjid, mushalla dan pesantren. Akan tetapi sudah meluas melalui media massa.
Musik sekarang ada yang disebut musik islami, buku islami, alat komunikasi islami, busana islami dan seterusnya.Simbol keislaman yang tersebar dalam ruang-ruang historis mengisahkan bahwa Islam bisa hidup di manapun, dalam kondisi apapun dan sampai kapanpun.Satu sisi, pendekatan dakwah Islam dengan tren budaya pop telah membuat Islam begitu nyata dirasakan sebagai agama yang rahmatan lil-alamin, tidak anti terhadap perkembangan zaman dan pertarungan hegemoni kuasa berbasis identitas. Budaya pop telah mengantarkan dakwah Islam menjadi ringan diterima oleh masyarakat. Pesan moral juga mudah tersampaikan secara massal. Dalam konteks global, budaya pop telah membuat identitas kultural keislaman justru tahan dari goncangan eksistensi. Islam semakin mengglobal, namun tetap teguh dalam tatanan nilai universal-kemanusiaan-keislaman.
Namun harapan itu ternyata belum berlanjut dalam kehidupan nyata secara signifikan.Dakwah dengan menggunakan budaya populer ternyata masih berhenti pada tutur kata dan wacana.Hal itu bisa dimaklumi mengingat sifat budaya pop lebih dominan pada penyikapan konsumtif dari hasrat keinginan sosial.Yang terlihat, dakwah Islam seakan hanya memenuhi pesanan ego dan ambisi sosial.
Ketika ada gejala bahwa musik bergenre dangdut laku di masyarakat, maka ramai-ramai para musisi membuat lagu dangdut bertema Islam. Begitupun, ketika terbitan buku dan novel berjenis religius diminati pasar, maka novel yang sama juga akan terbit beriringan. Dakwah dengan budaya pop menuruti pasar, memuaskan euforia fenomena terakhir. Tidak ada konsistensi selama kehadiran budaya masyarakat tidak bergeser pada genre dan sensasi kebudayaan lain yang lebih mutakhir.[20]
Dalam rangka mensinergikan gerakan dakwah dengan fenomena tentunya membutuhkan sebuah alat yang dapat digunakan dengan tujuan untuk menciptakan sebuah peluang dari sebuah fenomena.Menilik dari sejarah kemunculan fenomena budaya popular, salah satu alat yang efektif untuk digunakan adalah pendekatan dialog kutural.Karena sebagian besar bentuk-bentuk budaya popular lahir bertujuan untuk memenuhi kepuasan masyarakat.Pendekatandialog cultural disebut juga sebagai mazhab yang menekankan pada isu-isu internasionalisme dan humanism.Pendekatan ini berakar dari konsep yang mengatakan bahwa sains merupakan alat praktis yang perlu digunakan manusia.Komunikasi antar budaya lebih menekankan pada bagaimana mengorganisasi masyarakat manusia demi kepuasan sesama.[21]
F.     Dakwah Melalui Media Massa Sebagai Sarana Komunikasi dalam Menghadapi Budaya Globalisasi
Kemajuan dalam teknologi komunikasi massa telah terjadi selama dasawarsa terakhir ini yang menjanjikan perubahan bentuk dan kekuatanedia massa. Efek-efek sosial yang ditimbulkan oleh teknoligi baru, sebagaimana pada teknologi lama, bercampur tak menentu: ada yang baik ada juga yang buruk, ada juga yang tak berarti apa-apa. Kerangka teori fungsional harus bisa membuat sebuah kewaspadaan terhadap beberapa kemungkinan dan harus saling melindungi mereka dari dugaan yang terlalu simpatik mengenai akibat-akibat fungsional dan disfungsional secara keseluruhan.[22]
Media massa adalah sebuah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigm utama media massa. Media massa memilki beberapa peranan diantaranya: Pertama, media edukasi. Kedua, media informasi. Ketiga, media hiburan.[23] Perkembangan media massa yang begiru pesat ada saat sekarang. Telah membuat sebuah spekulasi besar terkait dengan perkembangannya di masa mendatang.Para ahli komunikasi telah merencanakan membuat sebuat rencana besar terkait dengan teknologi telematika yang berkedok mempu melemparkan beban sosial kemasyarakatan.[24]
Perkembangan teknologi seperti di atas, dapat memberikan efek posotof dan efek negative. Sebagai kelompok missionaris Islam, tentunya harus bisa membaca situasi yang sedemikian rupa. Yaitu dengan memnfaatkan efek positive media massa. Salah satu yang dapat digunakan adalah televisi, media realita maya (virtual reality media). Sehingga dalam mengemas dawah melalui media massa akan jauh berbeda dengan kemasan dakwah bil-lisan, melalui media mimbar ataupun pengajian umum. Akan tetapi lebih dari itu mengandalkan kecerdasan dalam memanfaatkan media massa. Media massa menawarkan beberapa bentuk kemasan dakwah, seperti: visual, audio visual, tulisan maupun halaman website yang bergerak. Itulah gambaran bentuk-bentuk kemasan dawah melalui media massa.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik didunia maupun diakhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya, Komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara skunder (tidak langsung).Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dari tiga kata tersebut sebenarnnya memiliki singkronisasi yang cukup erat, bagaimana pentingnya berkomunikasi dan pahamakan budaya yang akan menjadi tempat kita untuk berdakwah. Memiliki komunikasi yang baik dan paham akan budaya tempat kita berdakwah akan bisa menghantarkan dakwah ssecara efesien.
B.     Penutup
Pemakalah menyarankan kepada para pembaca untuk membaca  materi lain yang berkenaan atau menyangkut materi ini. Karena, pemakalah hanya menyajikan materi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh pemakalah.





DAFTAR PUSTAKA

Wafiah, Awaludin Pimay.2005.Sejarah Dakwah.Semarang : Rosail
Warson Munawwi.1994.Kamus Al-Munawwir.Surabaya: Pustaka Progressif.
Muhammad abdul Baqi.2000.Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an.Cairo: Dar Al-Kutub Al-Arabiyyah.
Siti Muriah.2000.Metode Dakwah Kontemporer.
Drs. Samsul Munir Amin, M.A.2009.Ilmu Dakwah.Jakarta: Amzah.
Syaikh Ali Mahfudz.1952.Hidayat Al-Mursyidin. Cairo: Dar Kutub Al-Arabiyyah.
M. Natsir.1996. “Fungsi Dakwah Perjuangan” dalam Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah.Yogyakarta:Sipres.
Prof. H.M. Arifin, M.Ed200.Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study. Jakarta: Bumi Aksara.
Amrullah Ahmad (Ed).1985Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.Yogyakarta: PLP2M.
Prof.Dr. Abubakar Aceh.1986Potret Dakwah Muhammad saw dan Para Sahabatnya. Solo:Ramadhani.
Dr. M. Quraish Shihab.2001.Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung:Mizan.
Ilaihi Wahyu.2010.Komunikasi Dakwah, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Human Comunication : Konteks-konteks komunikasi
Deddy Mulyana dan Jalaludi Rackhmat.2006.Komunikasi Antarbudaya :Panduan Berkomunikasi Dengan Orang Berbeda BudayaI. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Wilkipedia Indonesia
Dedy mulyana, Jalaludin rachmat.2001. Komunikasi Antar Budaya,Bandung, Rosdakarya.

Muhammad Abdullah Badri. 2011.Tren Lagu Dakwah Pop, dalam Majalah Manhaj edisi 2 volume 2.
Alo Liliweri.2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Charles Robert Wright.1986. Mass Cmmunication: A Socioloical Perspective Second Edition), diterjemahkan oleh Lilawati Trimo, Sosiologi Komunikasi Massa,Bandung: Remadja Karya.
Muhammad Burhan Bungin.2008. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di Masyarakat.Jakarta: Kencana.




[1]Wafiah, Awaludin Pimay, Sejarah Dakwah, Semarang, Rosail,2005. Hal.3
[2]Warson Munawwi, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994), hlm. 439
[3]Muhammad abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an, (Cairo: Dar Al-Kutub Al-Arabiyyah, 2000), hlm. 120, 692, 693.
[4]Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer, 2000, hlm. 2-3
[5]Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), cet.1, hlm.2
[6]Syaikh Ali Mahfudz, Hidayat Al-Mursyidin, (Cairo: Dar Kutub Al-Arabiyyah, 1952), hlm. 1
[7]M. Natsir, “Fungsi Dakwah Perjuangan” dalam Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta:Sipres, 1996), cet. 1, hlm. 52
[8]Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet.5. hlm. 6
[9]Amrullah Ahmad (Ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985), hlm.3
[10]Prof.Dr. Abubakar Aceh, Potret Dakwah Muhammad saw dan Para Sahabatnya, (Solo:Ramadhani, 1986), hlm. 11
[11]Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung:Mizan, 2001), cet.22, hlm.194
[12]Ilaihi Wahyu, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010)cet.1 hlm, 4
[13]Ibid, Hl 5-6
[14]Ibid, hl 7-8
[15]Human Comunication : Konteks-konteks komunikasi
[16]Deddy Mulyana dan Jalaludi Rackhmat.Komunikasi Antarbudaya :Panduan Berkomunikasi Dengan Orang Berbeda BudayaI. (Bandung : Remaja Rosdakarya,2006).hlm 25
[17]Wilkipedia Indonesia
[18]Dedy mulyana, Jalaludin rachmat, Komunikasi Antar Budaya,Bandung, Rosdakarya, 2001 hal 12.
[20]Muhammad Abdullah Badri, Tren Lagu Dakwah Popdalam Majalah Manhaj edisi 2 volume 2 tahun 2011,
[21]Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004), hlm 69

[22]Charles Robert Wright, Mass Cmmunication: A Socioloical Perspective Second Edition), diterjemahkan oleh Lilawati Trimo, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hlm. 206-207
[23] Muhammad Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana. 2008), hlm. 85-86
[24]Ibid, hlm. 146.

No comments:

Post a Comment