Translate

Friday 29 May 2015

PENGGUNAAN DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM FORUM RESMI

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah semata yanga telah memberikan dan mengajarkan manusia dengan qalam dan mengajarkan manusia apa yang belum diketahuinya, serta berkat rahmat dan hidayah-Nya pada akhirrnya penyusun dapat menyelesaikan penulisan ini, yang berjudul ”Penggunaan Diksi dan Kalimat Efektif dalam Forum Resmi”.
Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada sang pendidik manusia, yang telah membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang terang benderang oleh ilmu pengetahuan yakni Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan tabiut tabiin serta kepada umatnya yang selalu berpegang teguh menjalankan ajarannya.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, Dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penyusun dalam penulisan makalah ini, mudah-mudahan apa yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan memperbaiki penulisan ini.

Pekanbaru,30 Oktober 2014

                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                          4
B.     Rumusan Masalah                                                                                     5
C.     Tujuan                                                                                                       5
D.    Manfaat.................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Diksi atau Pilihan kata                                                            6
B.     Syarat-syarat Pemilihan Kata                                                                    8
C.     Pengertian Kalimat Efektif                                                                       11
D.    Syarat-syarat Kalimat Efektif                                                                   11

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                               15
B.     Daftar Pustaka......................................................................................... 16









BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.





B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia
  2. Pengertian kalimat efektif

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin disampaikan.

D. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
  2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.
  3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.










BAB 2

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan suatu gagasan atau sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
  2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraf kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
Macam macam hubungan makna :
  1. Sinonim
    Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
  1. Antonim.
    Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
  1. Polisemi.
    Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
  1. Hiponim.
    Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
  1. Hipernim.
    Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
  1. Homonim.
    Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
  1. Homofon.
    Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
  1. Homograf.
    Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna kata sebenarnya, makna kata secara wajar, secara apa adanya,  atau disebut juga makna leksikal, yaitu makna seperti yang terdapat dalam kamus. Dengan kata lain, makna denotatif itu adalah makna yang lebih dekat dengan bendanya, atau makna harfiahnya. Kata gerombolan, misalnya bermakna ‘kelompok, kumpulan’. Makna kata seperti itu adalah makna denotasi atau makna sebenarnya. Contoh :
1.      Pohon jambu yang dicangkoknya sudah mulai berbuah.
2.      Warna baju anak itu hijau.
3.      Anak yang kekurangan darah lebih baik makan hati ayam atau hati sapi setiap hari.
Kata berbuah, hijau, dan makan hati mengandung makna denotatif atau makna sebenarnya.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang diberikan pada sebuah makna leksikal. Jadi, makna konotatif adalah makna tambahan, yaitu makna yang diluar makna sebenarnya atau makna kiasan. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang bertautan dengan nilai rasa. Kata gerombolan, misalnya selain bermakna ‘kumpulan, kelompok orang’ juga bermakna ‘pemberontak, penjahat’. Makna yang terakhir itu adalah makna tambahan, makna kiasan, atau makna yang bertautan dengan nilai rasa (konotatif). Contoh :
1.      Pakerjaannya menjadi buah bibir masyarakat.
2.      Dalam hidup berkeluarga saya masih hijau.
3.      Ibu yang malang itu makan hati karena kelakuan anaknya yang tak tahu diri itu.
Kata buah bibir, masih hijau dan makan hati mengandung makna konotatif, yaitu makna tambahan, makna kiasan atau makna baru yang bukan sebenarnya.

2. Makna Umum dan Makna Khusus                

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata abstrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.

4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut :
Kata Ilmiah:                             Kata Popular:
Analogi                                    kiasan
Final                                        akhir
Diskriminasi                            perbedaan perlakuan
Prediksi                                   ramalan
6. Pemakaian Kata
            Masalah pemakaian kata atau pemilihan kata adalah masalah yang sangat penting dalam berbahasa. Kesalahan pemakaian kata tidak jarang menimbulkan kerancuan bahasa, ketidakjelasan makna, bahkan kesalahan pengertian.
            Masalah diksi adalah masalah yang cakup pembicaraannya lebih luas. Misalnya, menyangkut pemakaian kata secara tidak tepat. Yang pertama akan dimulai dengan pemakaian kata tugas dengan yang penggunaannya sering tidak tepat, atau kadang yang seharusnya kata itu dipakai malah tidak dipakai atau sebaliknya. Kata dengan digunakan untuk menandai beberapa makna. Yang pertama ialah makna yang menyatakan sebagai alat. Contoh :
-          Gadis itu berjalan dengan tongkat.
-          Pohon itu ditebang dengan gergaji mesin.
Pada contoh kalimat itu, alat yang dipergunakan berupa benda konkret, tetapi dapat juga digunakan benda abstrak, seperti contoh berikut :
-          Protes mahasiswa dilakukan dengan tertib.
-          Pemindahan penduduk tidak akan dilakukan dengan kekerasan.
Makna kedua adalah makna yang menyatakan kebersamaan. Makna itu terdapat pada ujaran yang menyatakan bahwa para pelaku mengambil bagian pada peristiwa yang sama. Contoh :
-          Bidi pergi memancing dengan teman-temannya.
-          Ayahnya melarang dia berteman dengan pemabuk.
Yang ketiga makna ‘kesertaan’. Makna yang mirip dengan ‘kebersamaan’ ini terdapat pada ujaran yang menyatakan adanya benda yang menyertai pelaku. Penyerta itu umumnya benda yang tidak bernyawa. Oleh sebab itu, penyerta itu tidak ikut aktif mengambil bagian dalam peristiwa yang dinyatakan. Contoh :

-          Dokter itu datang dengan peralatan yang canggih.
-          Peserta pertemuan itu pulang dengan kenangan manis.
Yang keempat adalah makna ‘cara’ yang terdapat pada ujaran yang menyatakan cara peristiwa terjadi atau cara suatu tindakan dilakukan. Contoh :
-        Diskusi itu berlangsung dengan tertib.
Pemakaian kata dengan pada contoh-contoh di atas sudah benar. Tanpa kata dengan kalimat-kalimat itu memiliki makna yang tidak jelas atau tidak dapat dipahami.
C.  Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan. Kalimat yang efektif memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca, identik dengan yang dipikirkan pembicara atau penulis. Di samping itu, kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan pokok dalam pikiran pembaca atau pendengar.
Adapun menurut Gorys Keraf, kalimat efektif adalah kalimat yang :
1.       Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
  1. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

D.  Syarat-syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif, yaitu :
b.    Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
c.    Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Bila kedua syarat dipenuhi, maka tidak mungkin akan terjadi salah paham anatara mereka yang terlibat dalam komunikasi. Syarat-syarat lain yang dibutuhkan dalam kalimat efektif
adalah :
a.    Kesatuan gagasan
Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur-unsur yang membangun kalimat dengan memperhatikan ide pokok kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut hanya mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain, kesatuan gagasan sebuah kalimat ditandai dengan keberadaan satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Kesatuan gagasan dalam  kalimat itu dapat dibentuk dengan berbagai cara, meskipun kalimat, secara praktis dibangun oleh unsur-unsur fungsional yang disebut sebagai subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan. Kesatuan tunggal terdapat pada kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari  satu pola kalimat saja, yaitu : SP, SPO, SPPel, SPK, SPPelK, atau SPOK.
b.    Koherensi yang kompak
Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu menunjukkan hubungan yang erat antara unsur-unsur pembentuk kalimat, yaitu antara subyek-prediket, prediket-obyek, dan keterangan unsure pokok.
Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar unsur pembentuk kalimat tidak mamiliki koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut. akan sanggup mewakili gagasan penulis.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seseorang sebelum menuangkan gagasannya kedalam sebuah kalimat yang efektif, yaitu :
1. Pola kalimat
2. Penggunan kata depan dan kata penghubung
3. Penempatan keterangan : oposisi dan aspek
4. Penggunaan kata yang tidak berlebih-lebihan
c.    Penekanan
Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan unsur yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi kalimat (unsure yang dipentingkan), menggunakan repetisi (pengulangan bentuk yang sama), menggunakan pertentangan, dan menggunakan pertikel penegas.
Cara yang dapat dipergunakan untuk memberikan penekanan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan, yaitu :
1.      Menggunakan repetisi
2.      Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
3.      Menggunakan partikel penekan
4.      Menggunakan pertentangan
d.   Variasi
Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik perhatian pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim atau penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan dengan mengubah posisi kalimat. Dengan demikian, sebuah gagasan sebenarnya dapat dituangkan dengan aneka ragam kalimat.
e.    Paralelisme
Paralelisme adalah penempatan gagasan-gagasan yang memiliki fungsi dan esensi yang sama dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. maksudnya, gagasan-gagasan yang memiliki fungsi dan nilai yang sama ditulis sejajar secara gramatikal.


f.     Penalaran
Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berfikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju suatu simpulan yang masuk akal.


















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari diksi, yaitu :
a.    Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
b.   Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik.
Beberapa syarat Kalimat yang Efektif adalah :
1.   Kesatuan Gagasan
2.   Koherensi
3.   Penekanan Bahagian Kalimat
4.   Variasi Kalimat
5.   Paralelisme

DAFTAR PUSTAKA

Ruskhan, Abdul Gaffar, 1990, Diksi (Jakarta )
Sarwoko, Tri Adi, 2003, Pengembangan kalimat-kalimat efekti (Yogyakarta : Andi Offset)
AR, Nursalim, 2007, Kalimat Efektif (Pekanbaru: Infinite)
Keraf, Gorys, 1994, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta : Gramedia)
http://herlambangprasetyo.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi-kalimat-efektif.html
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/


No comments:

Post a Comment